Masa
kecil yang tidak bisa terlupakan
Aku
dan Tradisi
Namaku Kiki umurku 25
tahun, dulu aku sekolah di SDN 1 Selat kecamatan Narmada Lombok Barat NTB,
kalian tahu kan daerah tempat tinggalku ini? Ya benar, daerahku ini berada
dibagian tengah wilayah Indonesia yang masih kental dengan tradisi nyongkolan adat sasak. Dan kami disini masih memainkan permainan tradisional.
Disekolah selain para teman-teman cowok
bermain sepak bola dilapangan sekolah, pada saat jam istirahat kami
sering bermain congklak, bermain ular tangga, bermain wayang, apalagi
sepulang sekolah banyak sekali permainan yang bisa dimainkan.
Masa anak-anak
merupakan masa yang sangat berkesan yang bisa aku kenang nanti waktu aku dewasa
dan tidak bisa terulang lagi tapi bisa diwariskan pada anak-anak cucu. Sepulang
sekolah langsung mencari teman-teman bermain walaupun aku anak cewek, aku juga
terkadang pergi ke sawah disana aku bertemu dengan teman cowok yang sedang
bermain layang-layang disawah pemandangannya sangat menakjubkan, masih hijau,
disepanjang pandangan penuh dengan petakan-petakan sawah yang ditanam dengan padi yang sudah
menguning yang menandakan padi akan segera dipanen. Aku dan teman-teman terus menyusuri
jalan-jalan setapak menyusuri jalan sampai akirnya kami sampai di kali yang
biasanya tempat masyarakat berteduh dan membershikan diri sehabis lelah dan
penatnya menggarap sawah. Kami pun anak-anak tidak mau ketinggalan ikut
berteduh di sana dan terkadang mandi bermain air, setiap hari begitulah suasana
sawah sampai sore menjelang barulah kami pulang. Sepulangnya kami dari sawah
tidak langsung kami beristirahat tapi kami harus pergi mengaji.
Selain bermain di sawah
aku juga terkadang bermain dirumah, menonton TV bareng biasanya tontonan yang
paling popular pada masa kecil doraemon, go go power ranjers, ultramen, dan
banyak lagi. Tapi yang paling asyik mainnya itu waktu bareng temen-temen main bekel diteras rumah, main
lompat-lompatan pakai karet, main petak umpet, main kejar-kejaran semuanya
selalu aku lalui penuh kebahagiaan, keceriaan. Sampai makan bareng namanya kami
sebut disini “berayan”. Kami bawa
nasi dari rumah yang sebelumnya sudah janjian makan bareng, temen-temen lain
makan bersama, itulah kebiasaan kita yang dinamakan “berayan”.
Kalau ada yang “merarik” bahasa kami disini nikah
tradisinya disini si cewek di “paling”
alias dibawa kabur si cowok kerumah keluarga cowok tanpa minta izin ke orang
tua si cewek. Waktu sore-sore biasanya ada “nyongkolan”
aku nonon rame-rame sama temen-temen dan masyarakat bersama menyaksikan
datangnya pengantin yang dibawa keliling sepanjang jalan sampai datang di rumah
si mempelai perempuan dengan di iring “gambelan”
atau “kecimol” ramai deh pokoknya.
Sampai aku sebesar ini juga masih juga sering ikut nyongkol.
Selain nyongkolan ada
istilah lain yaitu “begawe” yang biasa
dilaksankan karena perayaan nyunatan anak, atau perayaan nikah. Kalau ada yang
meninggal juga ada namanya nelung,
nyiwak, nyatus dan seterusnya. Nelung artinya hari ke tiga, nyiwak artinya hari
ke Sembilan dan nyatus artinya hari ke seratus dan seterusnya ada juga hari ke
seribu. Terus dibacakan zikir doa kepada almarhum yang sudah meninggal.
Waktu kecil suka main congklak, permainan ini sangat mudah dimainkan.
Permainan ini bias dimainkan oleh dua orang atau lebih dan bisa juga dengan
berkelompok. Misalnya temen-temen ada 4 orang bisalah dibagi jadi dua kelompok.
Kita Cuma membutukan kayu atau ranting yang satu panjangnya kurang lebi setengah
meter dan tongkat yang lebih kecil dari tongkat yang panjang. Cara mainnya
buatlah lubang memnjang ditanah, pakai lapangan yang cukup luas, biasanya dulu
dihalaman rumah. Gampang-gampang sulit sih mainnya kalau waktu dulu pas masih
kecil cukup sulit bagi aku, apalagi tongknya itu sulit mantul pas kita pukul,
pas naiknya itu harus repleks sama tongkat kecilnya pas kenak, bisa jauh
kenanya dan tidak tertangkap lawan, banyak poin yang bisa kita dapet. Banyak
keseruan deh yang dapat tercipta dan tentunya senangnya masa kecilku. Main bekel juga sangat sering, dan gampang
juga main dengan beberapa temen ceweklah. Biasanya pakai kerikil kecil sepulu
buah dan bisa pakai bola karet atau pakai kelereng lalu main.
Waktu lebaran seminggu
setelahnya ada namanya lebaran ketupat, pas hari itu dibuatlah ketupat dan
pergi pelesiran bawa ketupat dan masakan lainnya ke pantai, ramai deh. Pas hari
lebaran biasanya selesai solat ID itu kita pergi berkunjung ke rumah nenek
disana ketemu sama semua keluarga salam-salaman dan pergi juga ke kubur almarhum
kakek.
Dulu waktu kecil sering
diceritain sama ayah kisah-kisah nabi dan orang-orang soleh kadang diceritain
kisah rakyat sasak seperti putri anjani.
0 komentar:
Posting Komentar